Hingga berita ini dibuat, Sabtu (19/2/2022) pukul 20.41 Wita, cuitan tersebut telah dikomentari lebih dari 2000 netizen.
Waar zijn de excuses van Indonesische zijde voor hun geweld tegen Nederlanders en de Bersiap? Het veroordelen van Nederlandse militairen is geschiedvervalsing. Het waren helden. We moeten achter onze veteranen staan.
— Geert Wilders (@geertwilderspvv) February 17, 2022
Excuses zijn ongepast.#Indonesie
Permintaan maaf PM Rutte terhadap bangsa Indonesia menjadi sorotan setelah sebuah studi menyimpulkan Belanda melakukan kekerasan ekstrem dengan sengaja dan sistematis saat era penjajahan.
Dalam studi yang dilakukan selama empat tahun oleh peneliti Belanda dan Indonesia itu, diketahui tentara Belanda membakar desa-desa, melakukan penahanan massal, penyiksaan, dan mengeksekusi masyarakat pada 1945-1949.
Kekerasan ekstrem ini dilakukan dengan dukungan diam-diam dari pemerintah, menurut studi tersebut.
Dalam studi ini peneliti menyebut bahwa pihak Belanda mulai dari politikus, pejabat, pegawai negeri, hakim, dan sebagainya mengetahui tentang kekerasan ekstrem dan sistematis itu.
“Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu,” kata Perdana Menteri Mark Rutte dalam konferensi pers, dikutip dari AFP, Kamis (17/2/2022). (brs/berbagai sumber)
Editor: Yayu Fathilal