Tercatat pada hari yang sama, perusahaan menjual 92 ribu won saham.
Dengan demikian, jika nilai saham tidak juga stabil maka investor terancam merugi mengingat biaya produksi yang hampir mencapai 30 juta dolar Amerika.
Penurunan nilai saham kedua perusahaan tersebut dipercayai lantaran kritik pedas penonton terhadap episode pertama yang tayang pada Sabtu (23/10/2021).
Selain kualitas grafis yang menjadi sorotan, penggunaan OST juga menuai kritik karena dianggap kurang sesuai dengan drama.
Terlepas dari kritik itu, rating Jirisan masih menjadi yang paling tinggi untuk episode perdana drama.
Untuk episode kedua, drama ini berhasil meraup 10,7 persen secara nasional dan 12,2 persen di wilayah metropolitian.
Bahkan rating per menit drama ini mencapai 14,4 persen. (brs/berbagai sumber)
Editor: Yayu Fathilal