Di dalam Alquran maupun hadis telah jelas diterangkan bahwasanya Allah SWT melarang umat-Nya untuk mengkhususkan hari atau bulan-bulan tertentu sebagai sesuatu yang dianggap menjadi sumber kesialan termasuk menganggap bulan Safar ini adalah bulan sial. Sebab, kesemua bulan adalah sama, bulan yang diberikan Allah SWT.
Sebab, hakikat daripada kesialan atau assyu’mu ialah ketika manusia melakukan perbuatan maksiat kepada Allah SWT, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud RA : “Jika kesialan terdapat pada sesuatu, maka itu ada pada lidah, karena lidah adalah salah satu indera manusia yang sering dibuat maksiat”.
Para ulama terdahulu sependapat bahwa Allah SWT memang banyak menurunkan musibah pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Saking besarnya, seluruh bala atau musibah di tahun ini akan diturunkan pada hari Rabu tersebut.
Ulama ahli ma’rifat juga menyebutkan bahwa di setiap tahun akan turun banyak bala yang semuanya diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
Oleh sebab itu pada hari tersebut disebut sebagai Yaumi Nahsin Musta’mir; hari yang paling sulit di setiap tahun.
Namun perlu ditanamkan disini bahwasanya bala atau musibah yang Allah SWT turunkan pada hari Arba’ Musta’mir tersebut tidak serta merta dijadikan alasan untuk menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan sial.
Justru sebaliknya, kita harusnya menganggap bahwa di bulan Safar ini Allah SWT tengah memberikan ujian besar kepada hamba-Nya.
Maka, ketika musibah itu dianggap sebagai ujian, setiap orang akan berusaha melewatinya dengan sebaik mungkin agar mendapat nilai yang baik.