Militer AS Lakukan Serangan Rudal ke Kelompok Militan ISIS di Kabul

    AS dan sekutunya telah mengangkut sekitar 114.400 orang, termasuk warga Afghanistan yang berisiko menjadi sasaran Taliban, ke luar dari negara itu dalam dua pekan terakhir, namun puluhan ribu lainnya akan ditinggalkan.

    Evakuasi lewat udara –salah satu yang terbesar dalam sejarah– menandai berakhirnya 20 tahun misi Barat di Afghanistan yang dimulai sejak pasukan sekutu pimpinan AS mengusir pemerintah Taliban yang melindungi para pelaku serangan 11 September 2001 di AS.

    Bab terakhir keberadaan mereka di Afghanistan tiba setelah AS dan Taliban sepakat untuk mengakhiri keterlibatan asing pada 31 Agustus tahun ini.

    Pemerintah dukungan Barat dan tentara Afghanistan runtuh setelah para pejuang Taliban menyapu seluruh negara itu dan mengambil kendali atas ibu kota Kabul.

    “Kami mencoba setiap pilihan karena nyawa kami terancam. Mereka (pemerintah asing) harus menuntun kami ke jalan keselamatan. Kami harus tinggalkan Afghanistan atau mereka memberi kami tempat yang aman,” kata seorang perempuan di bandara.

    Seorang petinggi Taliban mengatakan kelompok pemberontak itu memiliki sejumlah insinyur dan teknisi yang siap mengendalikan bandara.

    “Kami menunggu anggukan terakhir dari Amerika untuk mengamankan kendali penuh atas bandara Kabul karena kedua pihak bermaksud melakukan serah-terima segera,” kata dia.

    Biden bertolak ke Pangkalan Udara Dover pada Minggu untuk memberi penghormatan terakhir kepada anggota militer AS yang terbunuh dalam serangan Kamis lalu setelah jenazah mereka tiba di AS.

    Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan berharap Taliban masih akan mengizinkan warga AS dan lainnya untuk meninggalkan Afghanistan secara aman setelah penarikan pasukan AS diselesaikan.

    Baca Juga :   Kronologi KPK Menyamarkan Gubernur Bengkulu Jadi Anggota Polantas Saat Ditangkap

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI