WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menjelaskan alasannya untuk mengenakan pakaian adat Suku Baduy saat Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2021, karena sederhana dan nyaman dipakai.
“Busana yang saya pakai ini adalah pakaian adat Suku Baduy. Saya suka karena desainnya yang sederhana, simple dan nyaman dipakai,” kata kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Prsiden Jokowi tampak mengenakan pakaian adat Suku Baduy berwarna hitam-hitam dengan lencana merah putih di dada sebelah kiri.
Ia juga mengenakan kain ikat kepala berwarna biru, sendal warna hitam dengan tas rajut berwarna cokelat yang diselempangkan di bahu kiri. Presiden juga memakai masker berwarna hitam.
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Jaro Saija, Ketua Adat Masyarakat Baduy yang telah menyiapkan baju adat ini. Terima kasih,” ucap Presiden menambahkan.
Baju yang dikenakan Presiden Jokowi tampak adalah baju adat Baduy Luar baju kampret berwarna hitam atau biru tua dengan kantong dan kancing.
Tas yang dikenakan Presiden Jokowi terbuat dari kulit kayu pohon terep. Tas yang disebut “koja” atau “jarog” ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Suku Baduy.
Sidang tersebut digelar secara luring dan daring, dari daftar hadir terdapat sebanyak 311 dari 363 anggota legislatif yang menghadiri acara
Bangga
Tetua adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, merasa bangga Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan pakaian busana Badui dalam Pidato Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR dan DPD di Jakarta.