WARTABANJAR.COM, NEW YORK – Dolar jatuh ke level terendah satu bulan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), sehari setelah Federal Reserve AS mengatakan pasar kerja masih memiliki “beberapa alasan untuk dibahas” sebelum tiba saatnya untuk melonggarkan stimulus moneter, mengambil tenaga greenback dari reli selama sebulan.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, turun 0,383 persen pada 91,905, terendah sejak 29 Juni.
Euro menguat 0,35 persen terhadap dolar AS, menjadi 1,1885 dolar AS.
“Kekuasaan dolar atas euro tampaknya berakhir karena The Fed tampaknya tidak jauh dari tapering (pengurangan pembelian obligasi) karena ekonomi perlahan-lahan mencapai kemajuan substansial di pasar tenaga kerja,” kata Edward Moya, analis pasar senior untuk Amerika di OANDA.
Indeks, yang masih naik 1,6 persen sejak pertemuan Fed Juni, setelah pergeseran hawkish dari bank sentral AS, mendapat sedikit dukungan dari angka produk domestik bruto AS yang dirilis pada Kamis (29/7/2021).
Data menunjukkan bahwa sementara ekonomi AS tumbuh solid pada kuartal kedua, didorong oleh bantuan besar-besaran pemerintah, pertumbuhan jauh dari ekspektasi para ekonom.
PDB meningkat pada tingkat tahunan 6,5 persen di kuartal terakhir, Departemen Perdagangan mengatakan pada Kamis (29/7/2021), jauh di bawah tingkat perkiraan ekonom 8,5 persen yang disurvei oleh Reuters.
“Dengan dolar yang sudah di bawah tekanan hari ini karena lingkungan risiko stabil dan pasar menerima retorika dovish dari Ketua Fed (Jerome) Powell kemarin, penurunan hampir 2,0 persen di PDB kuartal kedua tidak banyak membantu meringankan greenback,” kata Simon Harvey, analis pasar valas senior di Monex Eropa.