Secara umum, arus laut dibangkitkan oleh kopling antara hembusan angin dan pasang surut. Pada wilayah laut yang lebih terbuka lebar maka pengaruh hembusan angin bisa lebih dominan.
Namun ia mengatakan ketika wilayah laut lebih sempit maka peran pasang surut muka laut cenderung lebih dominan membangkitkan arus.
Dugaan sementara penyebab KMP Yunicee oleng adalah ketika kecepatan kapal diturunkan atau dikurangi pada saat proses merapat ke Pelabuhan Gilimanuk, kemudian ada arus kencang dari arah utara menuju ke selatan, mendorong lambung kapal, sehingga menyebabkan stabilitas kapal terganggu kemudian kapal oleng dan miring.
Beban di atas kapal bergeser semua ke sisi miring yang kemudian menyebabkan kapal tenggelam. Namun demikian, Widodo mengatakan dugaan tersebut masih perlu untuk diinvestigasi secara lebih lanjut lagi.
KMP Yunicee saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi menuju Gilimanuk di Jembrana diketahui mengangkut 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK).
Data sementara, 33 penumpang penumpang ditemukan selamat, 14 penumpang masih dalam pencarian, enam orang lainnya ditemukan meninggal dunia oleh tim SAR gabungan di Perairan Selat Bali, Selasa malam (29/6).
Komandan Kodim Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko kepada wartawan mengatakan sebelum tenggelam KMP Yunicee sempat menunggu antrean bersandar di Pelabuhan Gilimanuk. Tidak lama berselang kapal tersebut diduga terbawa arus laut ke arah selatan pelabuhan dan kemudian tenggelam. (ant)
Editor: Erna Djedi