WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Perubahan cuaca basah dan kering dapar memicu satwa liar berpindah tempat sembunyi dan cari mangsa, begitu pula jenis ular.
Bahkan, pengunjung Q Mall Banjarbaru dihebohkan dengan seorang peserta event reptil digigit ular, Minggu (20/6/2021) malam. Korban digigit ular itu pun langsung dilarikan ke RS Ratu Zalecha Martapura.
Kepala UPT Damkar Kabupaten Banjar, Gusti Yudi berbagi informasi dari Yayasan Sioux Ular Indonesia tenang penanganan-penanganan ular.

1. Ular pada pada dasarnya takut pada manusia, dia tidak dengan sengaja memasuki pemukiman warga jika tidak ada mangsa disana.
2. Ular adalah satwa soliter, tidak berkelompok, tidak tinggal bersama induknya. Sejak menetas telur dia sudah hidup sendiri. Induknya nya pun tidak mengerami dan menetap, jadi tidak perlu ditakuti.
3. Ular selalu berganti kulit, durasi 30-40 hari tergantung makanan dan perkembangan badannya. Bekas Kulit yg ditemukan di dalam rumah/ garasi/kebun tidak berarti bahwa ularnya masih disana. Ular akan berpindah mencari makan setelah berganti kulit.
4. Ular tidak suka bau menyengat yg menganggu indra penciumannya. Karenanya area yg wangi dan bersih tidak disukai ular untuk tempat sembunyi . Begitu juga sebaliknya, ular suka sudut/lubang/ area yang lembab gelap dan jarang di bersihkan di dalam rumah.
5. Pasang jebakan tikus untuk mengurangi populasi tikus di dalam dan di lingkungan rumah karena bau tikus mengundang kehadiran ular ular liar disekeliling hunian.
6. Tidak perlu panik jika melihat ular di kebun kosong sbelah rumah, pagar cluster, tepi sungai selokan sekitar rumah karena itu habitat mereka. Justru jika area ini di bersihkan, ular malah akan masuk ke dalam rumah mencari makanannya. Biarkan ular hidup berdampingan dengan kita di habitatnya.