Tak hanya itu, paviliun “Wonderful Indonesia” ini juga mempromosikan pariwisata di wilayah-wilayah lain yang ada di Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Selain ke-20 perwakilan yang mengikuti pameran di Dubai, lanjut Nia, ada pula 100 perusahaan penyedia jasa pariwisata dan perhotelan yang mengikuti pameran hybrid di Bali pada 24-26 Mei 2021.
“Keikutsertaan kita pada event ini utamanya adalah untuk meyakinkan mitra industri di negara target pasar bahwa destinasi Indonesia siap kembali menerima wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ucapnya.
Nia bahkan juga menandatangani nota kerja sama (MoU) antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan maskapai penerbangan Emirates Airlines. “Penandatanganan ini diharapkan dapat meningkatkan upaya pemasaran pariwisata Indonesia di dunia internasional, khususnya di Uni Emirat Arab dan Timur Tengah,” ucapnya.
Dalam kolaborasi yang baik, selain Kemenparekraf, Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali, I Putu Astawa dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H.Yusron Hadi juga ikut hadir memberikan semangat bagi industri untuk berusaha mempertahankan Indonesia sebagai destinasi top of mind.
Nia menambahkan, pasar Timur Tengah, khususnya Uni Emirat Arab, merupakan salah satu penyumbang kunjungan wisatawan ke Indonesia dengan jumlah yang cukup besar. Pada 2019 misalnya, ada sekitar 263.923 wisatawan asal Uni Emirat Arab yang berkunjung ke Indonesia.
“Kami percaya dengan keikutsertaan Indonesia dalam ATM Dubai 2021 ini bisa semakin meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia,” tutup Nia. (ant)