WARTABANJAR.COM, CHICAGO – Harga emas melonjak ke tertinggi lebih dari satu bulan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), rebound dari kerugian sehari sebelumnya, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot meskipun data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan, mendorong investor ke logam kuning sebagai perlindungan terhadap kemungkinan inflasi di waktu mendatang.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melejit 30,5 dolar AS atau 1,76 persen menjadi ditutup pada 1.766,80 dolar AS per ounce. Harga emas berjangka kembali bertengger di atas level psikologis 1.750 dolar AS, setelah berada di bawah tingkat tersebut sejak sepekan lalu.
Sehari sebelumnya, Rabu (14/4/2021), harga emas berjangka jatuh 11,3 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.736,30 dolar AS, setelah melonjak 14,9 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.747,6 dolar AS pada Selasa (13/4/2021), setelah merosot 12,10 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.732,70 dolar AS pada Senin (12/4/2021).
“Jumlah besar inflasi pasti di depan mata dan emas satu-satunya aset terbaik untuk dimiliki saat kita mulai melihat apa yang saya anggap beberapa tingkat inflasi bersejarah,” kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica.
Membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya, dolar melemah, setelah sebelumnya merosot ke level terendah empat minggu.
Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan meningkatkan daya tarik emas lebih lanjut.