tWARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Tensi ketegangan politik di masyarakat jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Kalsel makin tinggi. Bawaslu Provinsi Kalsel beberapa kali mengingatkan tidak ada kampanye dalam bentuk apapun, tidak terkecuali melalui media sosial, namun sayangnya masih berseliweran akun-akun dukungan kepada salah satu calon bahkan berbau black campaign.
Atas dinamika politik tersebut, Pengamat politik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan (PKPK), Muh Saiful menyayangkannya. Dia menyebutkan, strategi yang dilakukan pihak Denny Indranyana sebagai bentuk membangunan opini image negatif terhadap lawan.
“Ini memang biasa dilakukan kandidat sebagai bentuk pembangunan opini karena pihak Denny tak punya bahan lain semisal prestasi atau capaian kerja yang layak dibanggakan,” kata Saiful.
Cara kerja semacam ini, lanjut Saiful, adalah cara tak elegan dalam sebuah kontentasi pemilihan pemimpin yang seharusnya mengedepankan prestasi dan kerja nyata yang dilakukan oleh kandidat tersebut.
Saiful menambahkan, gaya pembangunan opini semacam ini sama sekali tak mendidik dan mencerdaskan politik warga.
“Bahkan hanya akan menimbulkan politik pecah belah serta memperbesar konflik horisontal dalam masyarakat, karena mengajarkan masyarakat saling membenci. Padahal sejatinya dalam Pilgub masyarakat diajar untuk bisa berpolitik secara cerdas,” katanya.
Dengan begitu, kata Saiful, bisa ditarik kesimpulan awal bahwa opini yang selama ini dibangun oleh pihak paslon Denny Indrayana sama sekali cuma berhenti hanya pada mencari kekurangan pihak lain tanpa mampu menampilkan prestasi yang dicapai.