Dalam proses pencalonan itu, Harris keluar dari persaingan terkait pandangannya yang goyah tentang perawatan kesehatan dan keraguan menyangkut masa lalunya sebagai jaksa.
Biden tidak terpaku pada pernyataan-pernyataan keras yang dilancarkan padanya oleh Harris, dan justru akhirnya pada Agustus lalu memilih Harris sebagai pasangannya.
Harris telah terbukti menjadi tangan kanannya yang berharga dan bersinar. Ia merupakan sosok menarik terutama bagi pemilih dari kalangan perempuan, liberal dan warga kulit berwarna.
Harris mengembangkan jaringan penggalangan dana yang mendalam. Ia berperan penting dalam mengumpulkan dana dengan jumlah mencapai rekor pada bulan-bulan terakhir kampanye Biden melawan petahana dari Partai Republik, Donald Trump.
Kalangan pemilih Demokrat serta penyumbang partai itu senang bahwa ia dipilih sebagai Wakil Presiden untuk mendampingi Presiden AS ke-46 Joe Biden. (ant)
Editor: Erna Wati